Senin, 09 November 2015

sirah Nabawiyah 4 -Laki-Laki dari Suku Giffar- 29

Judul ke 29-jilid 4

Laki-Laki dari Suku Giffar

Saudaraku tercinta, berita tentang ajaran Islam sudah mulai menyebar ke seluruh pelosok Jazirah Arabia. Suatu hari, datanglah seorang laki-laki berwajah ramah dan bijaksana. Ali bin Abu Thalib melihatnya, lalu menegur, "Sepertinya, Anda laki-laki asing?"

"Betul, namaku Abu Dzar dari suku Bani Ghiffar."

Sebelum datang sendiri, Abu Dzar mengutus seorang saudaranya untuk mencari berita tentang Rasulullah SAW. Setelah melihat apa yang dilakukan Rasulullah SAW, saudara Abu Dzar melaporkan, "Demi Allah, aku telah melihat orang yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kenurukan."

Karena belum puas dengan berita itu, Abu Dzar pun datang ke Mekah.

Ali bin Abu Thalib mengajak Abu Dzar bermalam di rumahnya. Esok harinya, Ali bertanya kepada Abu Dzar, "Jika Anda tidak keberatan bercerita, apa gerangan yang mendorong Anda datang ke negeri ini?"

"Kalau Anda berjanji untuk merahasiakannya, aku akan menceritakannya."

Ali mengangguk.

Kemudian, Abu Dzar berkata, "Di kampungku, kami mendengar tentang seseorang yang bernama Muhammad. Orang mengatakan bahwa ia membawa ajaran baru. Aku ingin menemuinya. Namun, aku tahu pemerintah Quraisy akan menindak setiap orang asing yang sengaja menemuinya."

"Ikuti saya," bisik Ali bin Abu Thalib, "masuklah ke tempat saya masuk. Jika saya melihat orang yang saya khawatirkan akan mengganggu keselamatan Tuan, saya akan merapat ke tembok dan Tuan silakan berjalan terus."

Malam itu juga, Abu Dzar bertemu Rasulullah SAW.

"Hatiku sangat pedih melihat orang-orang kaya yang congkak, budak-budak yang sengsara, kaum perempuan yang tertindas, kaum miskin yang tidak mampu berbuat apa-apa. Apa yang Islam tawarkan untuk mengatasi semua ini?" Tanya Abu Dzar.

Rasulullah SAW menjawab semua pertanyaan itu sampai Abu Dzar merasa sangat puas. Saat itu juga, Abu Dzar menyatakan keimanannya dengan semangat menggelora.

Ketika Abu Dzar berpamitan, Rasulullah SAW berpesan, "Wahai Abu Dzar, kembalilah ke masyarakatmu. Kabarkanlah kepada mereka ajaran Islam dan rahasiakanlah pertemuan kita ini dari penduduk Mekah karena aku khawatir mereka akan mengganggu keselamatanmu."

Namun, Abu Dzar malah pergi ke Ka'bah dan berseru-seru mengajak orang masuk Islam. Apa yang kemudian terjadi?

-------bersambung-------

Ensiklopedia Mini:

Bersabarlah, Wahai Abu Dzar

Suatu hari, Rasulullah SAW bertanya kepada Abu Dzar, "Wahai Abu Dzar, bagaimana pendapatmu jika menjumpai para pembesar yang mengambil barang upeti untuk diri mereka pribadi?" Jawab Abu Dzar, "Demi yang telah mengutus Anda dengan kebenaran, akan saya tebas mereka dengan pedang saya!" Sabda Rasulullah SAW, "Maukah kamu aku beri jalan yang lebih baik dari itu? Yaitu bersabarlah sampai kamu menemuiku."

Sumber : Buku Muhammad Teladanku jilid 4 (Ketabahan) halaman 58-59

Sygma Daya Insani-Jabar

Sirah Nabawiyah 4 - KEBERANIAN RASULULLAH- 28

Judul ke- 28, jilid 4

🏇 KEBERANIAN RASULULLAH

    Memang tidak ada yang berani ! Tidak seorangpun! Namun, mereka menyarankan sesuatu kepada laki-laki asing itu, " Carilah Muhammad dan mintalah tolong kepadanya. "

    Walau menyarankan begitu, hampir semua orang yakin, Rasulullah tidak akan mampu melakukannya. Semua tahu bahwa Abu jahal adalah musuh Rasulullah yang paling jahat dan beringas.

    " Ada apa, Saudara? Apa bisa kubantu? " Demikian sapa Rasulullah ketika orang asing itu datang.

    " Tuan, aku adalah orang asing di sini. Amr bin Hisyam tidak mau membayar unta yang dibelinya dariku ! "

    Rasulullah mengajak lelaki itu kerumah Abu Jahal. Melihat mereka, orang-orang tertawa gaduh. Mereka yakin Muhammad tidak akan punya cukup keberanian untuk menghadapi Abu Jahal. Muhammad pasti akan mengecewakan laki-laki asing itu. Mereka bersiap-siap melontarkan ejekan paling menyakitkan untuk meruntuhkan wibawa Rasulullah di hadapan para pengikutnya.

    Ketika Rasulullah dan orang asing itu tiba di rumah Abu Jahal, ia sedang berada di tengah-tengah budak dan para penunggang kudanya. Tiba-tiba, pintu diketuk dengan keras. Wajah Abu Jahal memerah menahan marah, " Siapa yang berani mengetuk pintuku sekeras itu ? Tidak tahu dia kalau aku tengah berada di tengah para bawahanku ! Dengan mudah, mereka bisa kusuruh melumatkan orang itu ! "

    Abu Jahal membuka pintu dan terkejut melihat Rasulullah di depannya. Saat itu, wajah Rasulullah tampak sangat penuh percaya diri. Hati beliau sudah bulat untuk membela orang yang teraniaya ini. Dengan keras, Rasulullah memberi perintah kepada Abu Jahal, " Berikanlah hak orang ini. "

    Abu Jahal tidak berkata sepatah kata pun. Ia masuk rumah dan keluar lagi untuk membayar pembelian unta laki-laki asing itu.

    Orang asing itu sangat berterima kasih kepada Rasulullah. Ia segera pergi dan bercerita kepada orang-orang di sekitar Ka'bah. Mau tidak mau, keberanian Rasulullah ini menimbulkan rasa kagum di hati mereka. Mereka yang tadi sudah bersiap mengejek pun membubarkan diri dengan perasaan bercampur aduk : kesal, geram, tetapi sekaligus hormat dan kagumM

------- bersambung ---------

📚Ensiklopedi mini

Abdullah bin Abi Umayyah
Abdullah bin Abi Umayyah adalah anak bibi Rasulullah, ia berkata kepada Rasulullah, " Aku akan beriman kepadamu sampai kamu naik tangga ke langit dan turun membawa empat malaikat. Setelah itu pun, rasanya aku masih belum percaya kepadamu. " Rasulullah merasa amat sedih mendengarnya.

🔹sumber ; Buku Muhammad Teladanku, jilid 4 ( ketabahan ), halaman 56 - 57

💫 Sygma Daya Insani
     Jawa Barat

Rabu, 04 November 2015

Sirah Nabawiyah 4 - Ajakan Saling Menyembah Berhala - 16

Ajakan Saling Menyembah Berhala

Di Mekah, para pembesar Quraisy, Abu Jahal bin Hisyam, Abu Sufyan bin Harb, Abu Lahab, Utbah bin Rabi'ah, Walid bin Mughirah, dan Umayyah bin Khalaf mengundang Rasulullah saw ke pertemuan mereka. Sejenak, hati Rasulullah saw penuh harapan, mungkin lewat pertemuan hari ini mereka akan tersentuh oleh Islam.

Alangkah kecewanya Rasullah saw ketika lagi-lagi yang mereka tawarkan kepadanya adalah soal harta dan kekuasaan. Beliau diam sejenak, lalu berkata, "Apa yang kalian katakan sama sekali tidak pernah terlintas dalam lubuk hatiku. Aku datang memenuhi ajakan kalian untuk mengadakan perundingan. Tidak ada maksud sama sekali untuk mencari harta kekayaan, tidak pula kemuliaan, dan kekuasaan. Allah telah mengutus diriku sebagai utusan bagi kalian semua. Jika kalian mau menerima ajaran-ajaran yang kubawa, hal itu merupakan keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian semua menolak, aku akan bersabar hingga Allah memutuskan persoalan yang terjadi di antara aku dan kalian."

Para pembesar Quraisy itu mengerutkan kening. Lagi-lagi Muhammad bicara tentang Tuhannya. salah seorang di antara mereka pun akhirnya bicara, "Marilah antara kami dan engkau mengadakan kerja sama dalam persoalan ketuhanan ini. Jika yang kami sembah lebih baik daripada yang engkau sembah, kami akan memperoleh keuntungan darinya. Jika yang engkau sembah lebih baik daripada yang kami sembah, engkau akan memperoleh keuntungan darinya."

Orang itu menarik napas sejenak, lalu melanjutkan lagi, "Maka, engkau harus menyembah tuhan-tuhan kami dan menjalankan perintah-perintahnya. Kami akan menyembah Tuhanmu dan menjalankan perintah-Nya."

Rasulullah saw tidak menunggu sejenak pun untuk menanggapi. Beliau mengutip sebuah ayat Al Qur'an, "Tidak! Aku tidak akan menyembah yang kalian sembah. Kalianpun bukanlah orang-orang yang menyembah apa yang aku sembah. Bagi kalian adalah agama kalian. Bagiku adalah agamaku."

Perundingan pun buntu. Para pembesar Quraisy itu merasa tidak ada jalan lagi untuk melakukan perubahan. Mereka harus menganbil tindakan keras! Begitu kerasnya sampai Muhammad dan pengikutnya akan meminta ampun kepada mereka!


----bersambung---

Ensiklopedia Mini:

🏃Sempat Kembali

Kaum muslimin yang berhijrah ke Habasyah sempat kembali ke Mekah karena mendengar berita bahwa orang Quraisy sudah tidak terlalu keras memusuhi Rasulullah saw dan pengikutnya. Namun, ketika mengetahui bahwa orang Quraisy malah bersikap semakin keras, mereka kembali berhijrah ke Habasyah.



Sumber: Buku Muhammad teladanku jilid 4 (Ketabahan) halaman 32-33

Sirah Nabawiyah 4 - KAUM MUSLIMIN MENANG - 15

KAUM MUSLIMIN MENANG

Saudaraku tercinta, siasatpara utusan Quraisy itu sederhana saja."Paduka," kata mereka kepada Najasyi pada keesokan harinya," sesungguhnya kaum Muslimin menuduh keji kepada Isa anak Maryam."

Mendengar itu, Najasyi terkejut. Dia segera kembali memanggil Ja'far dan teman-temannya.

"Benarkah kalian menuduh Isa anak Maryam dengan tuduhan yang jelek?" Tanya Najasyi.

Ja'far kembali menjawab dengan tenang, "Tentang dia, pendapat kami adalah seperti yang dikatakan Nabi kami,`Dia adalah hamba Allah dan Utusan-Nya, Roh-Nya, dan Firman-Nya yang disampaikan kepada perawan Maryam.

Najasyi turun dari singgasananya dengan mata berbinar gembira. Dia menggambil sebuah tongkat dan membuat garis lurus diatas tanah.

"Antara agama Tuan-Tuan dan agama kami, "katanya penuh gembira bercampur haru, "sebenarnya tidak lebih dari garis ini."

Nyata bagi Najasyi bahwa kaum Muslimin mengakui Nabi Isa, mengenal adanya kristen, dan menyembah Allah.

Kedua utusan Quraisy pun pulang dengan tangan hampa. Tidak ada lagi celah bagi tuduhan atau siasat yang dapat mereka lancarkan. Pil pahit ini akan segera sampai kepada para pemuka Quraisy di Mekah.

Setelah itu, kaum muslimin tinggal di habasyah dengan perasaan aman dan tentram.

----bersambung-----

Ensiklopedi mini

 NEGUS

Negus adalah sebutan untuk raja Habasyah. Dahulu Habasyah bersekutu dengan kerajaan Saba dan harus membayar upetiyang disebut nags kepada kerajaan Saba. Dari kata nags inilah timbul kata Negus, yang oleh orang Arab diucapkan Najasyi. Ketika kaum Muslimin berhijrah ke Habasyah penduduk negeri itu sudah 300 th lamanya memeluk agama kristen.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku jilid 4 hal 30-31

Sirah Nabawiyah 4 - Surat Maryam - 14

Surat Maryam

"Ya". Jawab Ja'far. Lalu, ia membacakan Surat Maryam dari pertama sampai pada ayat, "Lalu ia memberi isyarat menunjuk kepadanya. Kata mereka, 'Bagaimana kami akan dengan anak yang masih muda belia?' Dia (Isa) berkata, 'Aku adalah hamba Allah, diberi-Nya aku kitab dan dijadikan-Nya aku seorang Nabi. Dijadikan-Nya aku seorang pembawa berkah di mana saja aku berada dan dipesnkan-nya kepadaku melakukan shalat dan zakat selama hidupku. Dan berbaktilah aku kepada ibuku, bukan dijadikan-Nya aku orang congkak yang celaka. Bahagialah aku tatkala aku dilahirkan, tatkala aku mati, dan tatkala aku hidup kembali."

Saudaraku tercinta, ayat-ayat Al Qur'an itu membenarkan isi Kitab Injil. Semua pemuka istana dibuat terkejut. Mereka berkata, "Itu kata-kata yang keluar dari sumber yang mengeluarkan kata-kata Isa Al Masih."

Penuh haru, Najasyi membenarkan para pembesar istananya, "Kata-kata ini dan yang di bawa oleh Musa, keluar dari sumber cahaya yang sama."

Najasyi berpaling kepada kedua utusan Quraisy, "Pergilah. Kami takkan menyerahkan mereka kepada Tuan-Tuan!"

Kaum muslimin saling berpandangan penuh syukur. Sementara itu, Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi'ah berjalan keluar istana dengan wajah murung.

"Tidak bisa begini," keluh Abdullah. "Tidak bisa kita jauh-jauh datang ke sini untuk kemudian pulang dengan tangan hampa dan terhina."

Amr bin Ash, yang terkenal lihai dalam bersiasat, merenung sejenak.

"Rasanya, aku masih punya siasat lain," katanya. "Namun, biar kita kembali esok hari. Biarkan para pengikut Muhammad itu merasa senang. Besok, akan kita kejutkan mereka dengan pernyataan yang akan kita ajukan kepada Najasyi."

----bersambung---

Ensiklopedia Mini:

📖Al Qur'an akan Terpelihara📖

Sampai kapan pun dan bagaimanapun, keutuhan Al Qur'an akan dijaga oleh Allah SWT. Kepastian ini dapat disimak dalam Al Qur'an surat Al Hijir ayat 9, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."

Sumber: Buku Muhammad teladanku jilid 4 (Ketabahan) halaman 28-29

Sirah Nabawiyah 4 - JAWABAN KAUM MUSLIMIN - 13

JAWABAN KAUM MUSLIMIN

    Saat itu, yang menjadi juru bicara kaum Muslimin adalah sepupu Rasulullah yang amat tampan, Ja'far bin Abu Thalib.

    "Paduka Raja," ucap Ja'far penuh hormat, "ketika itu, kami masyarakat yang bodoh, kami menyembah berhala, bangkai pun kami makan, segala kejahatan kami lakukan, memutuskan hubungan dengan kerabat, dengan tetanggapun kami tidak baik, yang kuat menindas yang lemah. Demikian keadaan kami sampai Tuhan mengutus seorang utusan Nya dari kalangan kami yang sudah kami kenal asal-usulnya. Dia jujur, dapat dipercaya, dan bersih pula. Dia mengajak kami menyembah hanya kepada Allah Yang Mahatunggal; meninggalkan batu - batu dan patung - patung yang selama itu kami dan nenek moyang kami menyembahnya. Dia menganjurkan kami untuk tidak berdusta, untuk berlaku jujur, mengadakan hubungan baik dengan keluarga dan tetangga, menyudahi pertumpahan darah, serta menghentikan perbuatan terlarang lainnya. Dia melarang kami melakukan segala kejahatan dan menggunakan kata - kata dusta, melarang memakan harta anak yatim, dan melarang mencemarkan perempuan - perempuan yang bersih. Dia minta kami menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Selanjutnya, disuruhnya kami melakukan shalat, zakat, dan shaum (lalu Ja'far menyebut beberapa ketentuan Islam). Kami pun membenarkannya. Kami turut segala yang diperintahkan Allah. Lalu, yang kami sembah hanya Allah Yang Mahatunggal, tidak menyekutukan-Nya dengan apa dan siapa pun juga. Segala yang diharamkan kami jauhi dan yang dihalalkan kami lakukan. Oleh karena itulah, masyarakat kami memusuhi kami, menyiksa kami, dan menghasut supaya kami meninggalkan agama kami dan kembali menyembah berhala supaya kami membenarkan segala keburukan yang pernah kami lakukan dulu. Oleh karena mereka memaksa kami, menganiaya kami, menekan kami dan menghalang - halangi kami dari agama kami, maka kami pun keluar, pergi ke negeri Tuan ini, Tuan jugalah yang menjadi pilihan kami, senang sekali kami berada di dekat Tuan, dengan harapan, di sini tidak akan ada penganiayaan."

    Najasyi mendengarkan dengan penuh kesungguhan, lalu katanya, "Adakah ajaran Tuhan yang dibawanya itu yang dapat Tuan - Tuan bacakan kepada kami?"

--- bersambung ---


📚Ensiklopedi mini

Boleh dan Haram Hijrah

🏇Kaum Muslimin diperbolehkan berhijrah ke negeri lain jika di negerinya menghadapi bencana yang sangat menyulitkan sehingga tidak dapat beribadah dengan baik. Kaum Muslimin diharamkan alias dilarang hijrah ke negeri lain jika kepergiannya malah menyebabkan terabaikannya kewajiban Islam yang memang tidak dapat dilakukan oleh orang lain.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku, jilid 4 (Ketabahan) halaman, 26 - 27.

Sirah Nabawiyah 4 - UTUSAN QURAISY- 12

UTUSAN QURAISY

Saudaraku, apa yang terjadi dengan Muslim yang berhijrah ke Habasyah?
"Kita tidak bisa membiarkan mereka berlindung di Habasyah!" seru seorang pembesar Quraisy. "Dengan perlindungan yang diberikan Raja Najasyi, aku khawatir mereka akan bertambah kuat dan membahayakan kita!"

"Kirim utusan kepada Najasyi!" Sambut pembesar yang lain, "bujuk dia, katakan apa saja agar dia memulangkan para pengikut Muhammad itu!"

Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi'ah diutus menemui Raja Habasyah, Najasyi. Tiba di Habasyah, mereka mempersembahkan hadiah-hadiah berharga untuk raja dan para pembesarnya.

"Paduka Raja, "kata mereka, "kaum Muslim yang datang ke negeri Paduka ini adalah budak-budak kami yang tidak punya malu. Mereka meninggalkan agama bangsanya dan tidak pula menganut agama paduka. Mereka membawa agama yang mereka ciptakan sendiri yang tidak kami kenal dan tidak juga paduka kenal. Kami diutus kepada Paduka oleh pemimpin-pemimpin masyarakat mereka, oleh orangtua-orangtua mereka, paman mereka, dan keluarga mereka sendiri, agar Paduka sudi mengembalikan orang-orang itu kepada kami. Kami lebih mengetahui betapa orang-orang itu mencemarkan dan memaki-maki tuhan-tuhan kami."

Sebenarnya, kedua utusan itu telah menyogok para pembesar istana untuk membantu mereka meyakinkan raja. Namun, Najasyi adalah raja yang bijaksana. Dia sama sekali tidak terpengaruh hadiah-hadiah yang di bawa kedua utusan Quraisy. Dia tidak mau mengusir kaun Muslimin kembali sebelum ia mendengar sendiri apa alasan mereka pergi dari Mekah.

"Bawa para pengungsi itu ke hadapanku!"perintah Najasyi.

Begitu seluruh kaum Muslimin menghadap, Raja bertanya, "Agama apa ini yang sampai membuat Tuan-Tuan meninggalkan masyarakat Tuan sendiri, tetapi tidak juga Tuan-Tuan menganut agamaku atau agama lain?"

Saudaraku, jawaban kaum Muslimin akan menentukan :apakah mereka bisa meyakinkan raja atau mereka dipaksa keluar dari Habasyah sebagai tawanan Quraisy?


-to be continued-

Ensiklopedi mini

"Wajib Hijrah"

Kaum Muslimin wajib hijrah ke tempat lain jika di tempatnya sudah tidak dapat lagi melaksanakan syiar-syiar Islam berupa shalat, shaum, adzan, haji, dan sebagainya. Namun setelah Rosulullah SAW kelak menaklukan Mekah, tidak boleh lagi kaum Muslimin berhijrah. Jika mereka ditindas, mereka harus berjihad melawannya.

Sumber buku Muhammad Teladanku Jilid 4 (ketabahan) hal. 24-25

Sirah Nabawiyah 4 - ISLAM MENGAJARKAN KEBAIKAN - 11

"ISLAM MENGAJARKAN KEBAIKAN"

Islam kemudian menjadi bahan diskusi hangat di kota Mekah. Mereka yang penasaran terus bertanya kepada temannya yang muslim. Sementara itu, mereka yang benci tidak henti-hentinya menjelekkan agama ini.

"Apa yang diajarkan agama baru ini ? Katakan kepadaku, Sobat. Biar aku paham mengapa kamu begitu mudah meninggalkan agama nenek moyang kita," kata seseorang kepada sahabatnya.

"Engkau tahu bahwa hidupku sangat sulit," jawab teman muslimnya, "setiap kali kulihat orang-orang kaya mengendarai kuda-kuda istimewa, mengenakan pakaian mewah, dan memasuki rumah megah, aku jadi bertanya, untuk apa sebenarnya Tuhan menciptakan aku ini ? Aku tidak bisa menikmati hidup kecuali bekerja keras untuk makan sehari-hari. Aku tidak tahu setelah aku mati akan kemana aku pergi. Sungguh sulit rasanya menjadi orang yang berharga dan mulia.

Sang Muslim menoleh dan melihat wajah temannya itu tampak bersungguh-sungguh.

"Namun kemudian, Islam datang dan mengajarkan bahwa kemuliaan bukan terletak pada tumpukan emas dan perak kita, melainkan pada sebanyak apa kebaikan yang telah kita buat. Islam tidak melarang perdagangan dan orang menjadi kaya, tetapi Islam mengajarkan bahwa nilai cinta kasih, persaudaraan, tolong-menolong, dan kebersamaan berada jauh di atas nilai setumpuk harta. Jadi engkau tahu, setelah datangnya Islam, aku merasa menjadi manusia yang lebih berarti daripada sebelumnya."

Sang teman mengangguk-angguk.

"Lebih dari itu,"lanjut si Muslim, "Islam mengenalkan aku kepada siapa sebenarnya Pencipta alam yang patut disembah: bukan berhala yang tidak bisa apa-apa, melainkan Allah. Melalui Rasulullah, Allah menurunkan perkataan-Nya buat kita. Coba dengarkan beberapa ayat berikut ini. Engkau akan tahu bahwa tidak seorang penyair pun yang mampu menandingi keindahan bahasanya apalagi kebenaran isinya."

Kemudian, beberapa ayat Al Qur'an mengalun dari mulut si Muslim dan langsung menembus hati temannya yang kini kian larut dan kian dekat pada kebenaran.

---Bersambung----

Ensiklopedi Mini

"Kesaksian Musuh"

Bahkan para musuh Rasulullah pun tidak dapat mengingkari kejujuran Rasulullah SAW. Tirmidzi meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW, "Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, tapi kami mendustakan apa yang engkau bawa."

Sumber : Buku Muhammad Teladanku, Jilid 4 (Ketabahan), Halaman 22-23

Sirah Nabawiyah 4 - BERDAKWAH TERANG-TERANGAN - 10

 BERDAKWAH TERANG-TERANGAN

       Saudaraku tersayang, keesokan harinya Umar mengingat-ingat siapa yang paling keras memusuhi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Jawabannya pun langsung ditemukan "Abu Jahal!" Tanpa membuang waktu, Umar mengetuk pintu Abu Jahal. Abu Jahal keluar dan menyambut Umar, "Selamat datang, wahai kemenakanku! Kabar apakah gerangan yang engkau bawa?"

       "Aku datang untuk memberitahukan kepadamu bahwa aku telah mempercayai ajaran Muhammad!"

        Wajah Abu Jahal pucat. Sambil membanting pintu. Ia berseru lantang. "Mudah-mudahan Allah akan mengutukmu.  Alangkah buruknya apa yang engkau bawa!"

       Tidak berhenti sampai disitu, disepanjang jalan Umar memberitahu setiap orang bahwa ia telah memeluk islam.

       Setelah itu, Umar pergi ke Ka'bah dan mengumumkan keislamannya. Rasa takut dan benci semakin membengkak di hati orang-orang Quraisy yang masih kafir.

       Setelah masuk islam, Umar bertanya, "Wahai Rasulullah bukankah kita berada diatas kebenaran mati maupun hidup?"

       Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Membenarkannya dengan tegas, Umar meminta agar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaum muslimin keluar secara terang-terangan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Menyetujui hal itu. Beliau dan umatnya pun keluar ke jalan-jalan kota Mekkah dalam dua barisan menuju Masjidil Haram. Barisan kanan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dipimpin oleh Hamzah dan dibarisan sebelah kiri dipimpin oleh Umar bin Khatab.

       Sejak itulah Umar digelari Al Faruq( sang pembeda kebenaran dan kebatilan )

------- bersambung -------

Ensiklopedia Mini:

VERSI LAIN KEISLAMAN UMAR BIN KHATAB

Menurut versi lain, keislaman Umar bin Khatab terjadi setelah ia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaca ayat Al Qur'an pada malam hari. Saat itu , Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berada di Ka'bah. Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pulang, ia mencegat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pulang, di antara rumah Abbas dan Ibnu Azhar. Di saat itulah Umar menyatakan diri masuk islam. Wallahu 'alam bishawab.

Sumber :
Buku Muhammad Teladanku jilid 4( Ketabahan  ) hal 20-21
🇮🇩 Sygma Daya Insani -JABAR

Sirah Nabawiyah 4 - Keislaman Umar Bin Khattab - 9

Keislaman Umar Bin Khattab

Berdentum-dentum pintu Darul Arqam diketuk Umar. Sebelum membuka pintu, seorang sahabat mengintip keluar dan terkejut, seperti baru mengalami mimpi buruk.

"Pengetuk pintu adalah Umar bin Khattab!" Desisnya panik kepada Rasulullah SAW dan orang-orang di dalam. "Dia datang dengan pedang terhunus!"

Hamzah bin Abdul Muthalib berdiri dan berkata tenang, "Biarkan saja dia masuk. Jika dia datang dengan bermaksud baik, kita sambut dengan baik. Namun, jika dia datang dengan maksud jahat, kita bunuh saja dia dengan pedangnya."

Setelah berkata begitu, tangan Hamzah bergerak meraba gagang pedangnya. Suasana tambah mencekam ketika pintu dibuka. Namun, Umar tidak juga masuk, ia tetap berdiri dengan sikap garang di depan pintu.

Saudaraku tercinta, melihat itu, Rasulullah SAW pun berdiri berjalan cepat menghampiri Umar. Dengan kecepatan yang bahkan tidak terduga oleh Umar sendiri, tangan Rasulullah SAW yang mulia bergerak dan mencengkram leher baju Umar dengan kuat.

Dengan suara tegas dan tidak bisa dibantah, Rasulullah SAW berkata, "Wahai Umar! Dengan maksud apa engkau datang? Demi Allah aku tidak akan melihat engkau berhenti dengan sikap dan tindakanmu terhadap kami hingga Allah menurunkan bencana untukmu."

Kerongkongan Umar tersekat karena begitu terkejut. Kesombongannya runtuh, bahkan rasa takut menguasainya. Dengan suara lirih ia berkata, "Wahai Rasulullah..."

Semua orang di Darul Arqam tercengang. Mereka lebih tercengang lagi mendengan Umar bin Khattab, sang singa Quraisy, melanjutkan kata-katanya, "Aku berkata kepadamu untuk beriman kepada Allah dan utusan-Nya."

Rasulullah SAW melapaskan cengkramannya dan berkata penuh rasa syukur, "Subhanallah..."

Takbir Hamzah membahana. Pada bulan Dzulhijjah tahun keenam kenabian itu, Umar bin Khattab, sahabat berperang dan teman minumnya, menjadi saudara seiman. Hati mereka terikat dalam tali yang tidak bisa putus lagi sampai ke akhirat. Dengan kegembiraan yang tiada tara, Rasulullah SAW mengusap dada Umar dan mendo'akan agar sahabat barunya itu tetap dalam keimanan.

------- bersambung------

Ensiklopedia Mini:

Al Qur'an bukan kata-kata Nabi

Umar bi Khattab diam-diam datang ke rumah Rasulullah SAW pada tengah malam dan mendengar Rasulullah SAW membaca Al Qur'an. Umar berkata dalam hati "Kalau ini bukan ucapan tukang tenung, ini pasti ucapan Muhammad, bukan firman Tuhan."
Namun, sesegera itu juga Rasulullah SAW membaca surat al Haqqah ayat 43 : "Ia (Al-Qur'an) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam."

Sumber: Buku Muhammad Tadanku jilid 4 (Ketabahan) halaman 18-19

Sirah Nabawiyah 4 - SURAT THAHA - 8


          📖 SURAT THAHA 📖

    Namun, Umar tidak bisa melawan rasa sayang kepada adiknya. Amarahnyapun padam seperti api terguyur hujan. Ia duduk. Ditatapnya wajah sang adik dalam-dalam, disesalinya luka akibat tamparan tadi.

   " Perlihatkan lembaran-lembaran yang tadi kalian baca agar aku tahu apa yang Muhammad bawa, " pinta Umar.

   " Kami khawatir engkau merampas lembaran-lembaran itu."
   " Tidak perlu takut, perlihatkanlah. Aku bersumpah akan mengembalikannya."

    Saat itu, timbul harapan di hati Fathimah agar kakaknya memeluk Islam.
    " Kakak, engkau adalah penyembah berhala, karena itu engkau kotor. Sesungguhnya, lembaran ini tidak boleh disentuh kecuali oleh orang yang suci."

    Tanpa berkata lagi, Umar berdiri, lalu mandi. Setelah itu, ia kembali dan membaca lembaran-lembaran tadi, lalu berhenti. Tangannya terkulai. Matanya sayu. Dikembalikannya lembaran-lembaran tadi ke tangan Fathimah. Dengan rasa heran dan penuh harap. Fathimah memperhatikan wajah kakaknya. Kemudian didengarnya Umar mendesah, " Alangkah bagus dan agung kata-kata ini."

    Seolah mendadak matahari yang benderang muncul dari balik awan. Khabbab bin Al Arat segera keluar dari persembunyiannya.

   " Wahai, Umar! " Serunya meluap-luap, " aku sungguh berharap mudah-mudahan Allah mengistimewakan dirimu. Kemaren, kudengar Rasulullah berdoa, ' Ya Allah! Kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari dua Umar ; Abu jahal 'Amr bin Hisyam atau Umar bin Khattab! "
    Mendengar itu, Umar segera bangkit dan bergegas menuju Darul Arqam. Namun, tangannya masih menghunus pedang dan wajahnya tetap seperti singa padang pasir yang siap bertarung.

------- bersambung---------

📚 Ensiklopedi mini

Al Qur'an Bukan Mantra Sihir
Ketika diam-diam mendengar Rasulullah membaca Al qur'an pada malam hari, Umar terpesona. Namun, ia berkata dalam hati, " kalau ini bukan syair, ini pasti ucapan seorang penyihir." Namun sesaat kemudian, Rasulullah membaca surah Al Haqqah ayat 42, " Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran darinya."

Sumber ; Buku Muhammad Teladanku jilid 4 ( ketabahan ) halaman 16 - 17

Sirah Nabawiyah 4 - "AMUK UMAR BIN KHATTAB" - 7

 "AMUK UMAR BIN KHATTAB"

        Di dalam rumah, Said dan Fatimah binti Khattab sedang mengikuti ayat Al-Qur'an yang dibacakan oleh Khabbab bin Al-Arat. Begitu pintu berguncang diketuk Umar, Sa'id dan Fatimah segera menyembunyikan Khabbab. Fatimah segera menyembunyikan lembaran-lembaran yang tadi mereka baca di bawah pahanya.

       Sa'id membuka pintu dan Umar bergegas masuk.
     
       "Suara apa yang baru kudengar itu?" bentak Umar.

        "Tidak....kami tidak mendengar ada suara apapun tadi."
       
         Seketika, amarah Umar bin Khattab meledak, "Kudengar kalian telah mengikuti ajaran Muhammad."
     
         Belum sepatah kata pun keluar dari mulut kedua suami istri itu, pedang Umar sudah terayun dan gagangnya mengenai Sa'id hingga ia jatuh dan terluka. Melihat suaminya berdarah, Fatimah bangkit berusaha melerai, tetapi tangan Umar cepat sekali menampar wajahnya. Fatimah jatuh disamping Sa'id dengan darah mengucur dari wajahnya.

        Meski garang, Umar terkenal lembut dan penyayang kepada keluarganya sendiri. Melihat darah Fatimah, Umar tertegun.

         "Fatimah berdarah," pikirnya, "mengapa aku bisa sampai begitu? Aku menyayangi adikku itu sepenuh hati, bahkan lebih mirip rasa sayang seorang ayah kepada putrinya!"

        Fatimah yang lembut dan biasanya selalu patuh kepada Umar, kini mengangkat wajah, menentang langsung paras kakaknya itu.

        " Baiklah, " seru Fatimah, " lakukanlah apa saja yang engkau kehendaki. "
     
      Saudaraku, Fatimah sudah siap menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Ia siap disiksa oleh kakaknya sendiri yang dari kecil begitu menyayanginya, ia bahkan siap untuk mati. Kedua tangannya terlentang, seolah siap menerima tikaman pedang Umar ke dadanya.

                           ==== Bersambung ====

Ensiklopedi Mini

" Al-Qur'an Bukan Syair "

Suatu malam, Umar bin Khattab pernah diam-diam mendengarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaca Al-Qur'an. "Ah ini ucapan seorang penyair," bisi hati Umar. Saat itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaca surat Al-Haqqah ayat 41. " Dan ia (Al-Qur'an) bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya."

Sumber : Buku Muhammad Teladanku
Jilid ke 4 ( Ketabahan ), Halaman 14-15

Sygma Daya Insani Jabar

Sirah Nabawiyah 4 - "BERITA UNTUK UMAR" - 6

"BERITA UNTUK UMAR"

Saudara-saudaraku, Umar melanjutkan langkahnya menuju Darul Arqam. "Sudah jelas, Muhammadlah yang menyebabkan semua kesengsaraan ini! Aku harus membunuhnya agar Mekah kembali damai dan tenang. Mengenai Hamzah, aku akan bertarung dengannya. Aku yang mati atau Hamzah yang mati, itu tidak terlalu membuatku risau!"

Tiba-tiba, lamunannya buyar ketika Nu'aim bin Abdullah menegurnya, "Hendak kemana, wahai putra Khattab?"

"Aku akan menemui Muhammad! Dia yang menukar agama nenek moyang kita. Dia yang memecah-belah masyarakat Quraisy. Dia memiliki banyak angan-angan bodoh. Dia yang mencaci tuhan-tuhan kita. Untuk semua kesalahannya itu, aku akan menebas lehernya!"

"Demi Allah, engkau telah tertipu oleh dirimu sendiri, wahai Umar! Apakah tindakanmu membunuh Muhammad akan dibiarkan saja oleh Bani Abdi Manaf? Tidakkah lebih baik engkau pulang dan mengurusi keluargamu sendiri?"

Umar berhenti melangkah dan bertanya tajam, "Keluargaku yang mana?"

"Saudara sepupumu sendiri, Sa'id bin Zaid bin Ammar dan istrinya yang tidak lain adalah adik perempuanmu, Fathimah binti Khattab. Mereka telah mengikuti ajaran Muhammad, urusi saja mereka dulu!"

Saurara-saudaraku, Umar segera membalikkan badan dan melangkah cepat menuju ke rumah adiknya.

"Kalau itu benar, aku akan bertindak pada Sa'id bin Zaid seperti yang pernah dilakukan ayahku yang garang. Al Khattab, kepada ayah Sa'id, Zaid bin Ammar! Berani-beraninya dia memeluk islam, sedangkan dia tahu aku membenci agama itu!"

Dengan keras, Umar bin khattab menggedor pintu rumah Sa'id dan Fathimah. Suaranya berdentum-dentum keras mengejutkan siapa pun yang ada di dalam. Sudah bisa diduga, kali ini akan jatuh lagi korban dalam penganiayaan yang menimpa kaum Muslimin.

----Bersambung----

Ensiklopedi Mini

"Mengangkat Menantu"

Saat menjadi khalifah, Umar bin Khatthab pernah memergoki pembicaraan seorang gadis penjual susu dan ibunya pada tengah malam. Sang ibu menyuruh gadis itu mencampur susunya dengan air agar mereka lebih untung, tetapi si gadis tidak mau karena takut kepada Allah. Esoknya, Umar menjodohkan sang gadis dengan salah seorang putranya yang bernama Ashim.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku
Jilid ke 4 ( Ketabahan), halaman 12-13

Sirah Nabawiyah 4 - DUKA UMAR - 5

🌾    Duka Umar   🌾

Ummu Abdillah adalah seorang perempuan tua . Ia juga tetangga Umar bin khattab . Setelah ia sekeluarga memeluk Islam , umar suka mengganggunya . Padahal sebelum itu , Umar cukup hormat dan bahkan menyayanginya . Saat itu ,  Ummu Abdillah tengah membereskan barang-barang untuk dibawa hijrah ke Habasyah . Tiba-tiba , hatinya berdebar . Ia melihat Umar bin Khattab melangkah dengan pedang terhunus ! karena tidak ada waktu lagi untuk lari ke dalam rumah , Ummu abdillah bersembunyi di balik barang - barangnya . Hatinya berdebar tidak karuan . Tanpa sadar  , ia menahan nafas ketika Umar semakin mendekat .

     Namun , Umar melihatnya dan berhenti . " jadi engkau benar - benar akan berangkat , wahai ummu Abdillah ?"
Ummu Abdillah keluar dari persembunyiannya . Ia heran karena suara Umar tidak terdengar marah seperti biasanya .
" Ya demi Allah. Engkau telah menyakitiku dan menindasku. Aku akan benar-benar pergi ke bumi Allah hingga Allah benar-benar memberikan jalan keluar bagiku."sahut Ummu Abdillah.

       Sesaat Umar tampak termenung. "Ini dia tetanggaku , mereka akan pergi juga meninggalkan Mekkah."

       Umar berpaling,menatap wajah tua Ummu Abdillah dan berkata dalam hati, "Begitu jauh jalan yang akan ditempuh orang tua ini, begitu sedikit barang yang akan dibawanya."

       Akhirnya Umar melangkah pergi sambil berkata parau,"Semoga Allah senantiasa menyertaimu.:

       Ummmu Abdillah terpana. Belum pernah Umar berlaku selembut ini semenjak mereka memeluk islam.

       "Tidakkah engkau melihat kelemahlembutan dan kedukaan Umar terhadap kita?" Tanya Umar kepada putranya.

       "Apakah ibu berharap dia akan memeluk islam?" Tanya sang putra. "Dia tidak akan pernah masuk islam sebelum keledai bapaknya juga masuk islam!"


******* bersambung *******


Ensiklopedia Mini :

Saat Menjadi Khalifah

Kelak, Umar bin Khatab menjadi khalifah yang amat menyayangi rakyatny. Beliau pernah memanggul sendiri karung gandum untuk seorang ibu yang anaknya kelaparan pada tengah malam.

Sumber :
Buku Muhammad Teladanku jilid 4( Ketabahan ) hal 10-11

Sirah Nabawiyah 4 - AMARAH UMAR- 4

Amarah Umar

Umar bin Khattab duduk termenung di rumahnya. Diseluruh Mekkah, tidak seorang pun yang mampu melunakkan hati Umar. Ia begitu cepat naik pitam dan garang. Ia tidak pernah luluh oleh rayuan gadis-gadis penghibur setiap kali ia mendatangi para penjual khamar. Ia tidak pernah pula terbujuk ikut bergabung dengan para pejalan malam yang suka bergerombol di pelataran rumah sambil mendengarkan para penabuh rebana.

Segalanya tidak mampu melembutkan kekerasan hatinya yang suka bertindak garang dan menakutkan.

Namun kali ini, ia tengah duduk termenung sendiri.

"Hamzah, apa yang terjadi padamu? Engkau menaklukan dan mempermalukan Abu Jahal, temanmu sendiri! Apa yang membuatmu jadi seperti itu? Bahkan, engkau telah berani meninggalkan agama nenek moyang kita dan bergabung dengan Muhammad! Ini jelas akan membuat para pengikut agama baru ini jadi sombong dan besar kepala! Hamzah, bukankah engkau, Abu Jahal, Khalid bin Walid, dan aku telah bersama membuat Quraisy jadi suku yang paling disegani? Semua itu berkat kerja keras dan keuletan kita berempat! Suku-suku lain iri pada Quraisy karena Quraisy memiliki kita! Ini semua gara-gara Muhammad! Hamzah tidak lagi mau minum-minum bersamaku! Betapa sepinya malam-malam tanpa Hamzah!

"Muhammad, engkau membuat pusing kepala orang-orang miskin, para budak, buruh kasar, dan para perempuan lemah! Engkau membuat mereka berani menentang para majikan! Apa yang engkau sampaikan pasti sebuah sihir! Muhammad, tegakah engkau melihat para pengikutmu pergi meninggalkan tanah airnya ke Habasyah yang begitu jauh? Ini sudah benar-benar keterlaluan! Aku harus membunuh Muhammad sekarang juga! Meski aku harus berhadapan dengan Hamzah, aku akan membunuhmu dan membuat Mekkah kembali seperti dulu!"

Setelah berpikir begitu, Umar bin Khattab mencabut pedangnya. Amarhanya dengan cepat naik ke ubun-ubun. Dengan langkah-langkah yang tidak bisa dirintangi, Umar berjalan cepat menuju Darul Arqam. Matanya mengandung api dan pedangnya membara! Tidak seorang pun akan bisa menghalangi Umar jika ia sudah bertekad dengan sungguh-sungguh!

-------bersambung------

Ensiklopedia Mini:

Memukuli Budak

Umar bin Khattab berwatak keras. Pada masa jahiliyah, ketika tahu budak perempuannya masuk Islam, Umar memukulinya terus-menerus. "Saya hanya berhenti karena capai memukulnya," keluh Umar. Budak itu dibebaskan oleh Abu Bakar.

Sumber: Buku Muhammad Teladanku jilid 4 (Ketabahan) halaman 8-9

Sirah Nabawiyah 4 -" KE HABASYAH "- 3

" KE HABASYAH "

    Saudaraku tercinta, gangguan terhadap kaum Muslimin semakin berat dari hari kehari. Bahkan, beberapa orang gugur karena disiksa terlalu keras. Berdasarkan wahyu dari Allah, Rasulullah pun memerintahkan agar mereka berhijrah.

    " Wahai Rasulullah, ke mana kami akan pergi? "
Rasulullah menasehati agar mereka pergi ke Habasyah yang rakyatnya menganut agama Kristen.

    " Tempat itu diperintah oleh seorang raja dan tidak ada orang yang dianiaya disitu. Itu bumi yang jujur, sampai nanti Allah membukakan jalan buat kita semua, " Demikian sabda Rasulullah.

    Mematuhi perintah Rasulullah, berangkatlah rombongan pertama kaum Muslimin ke Habasyah pada bulan Rajab, tahun kelima kenabian. Rombongan itu terdiri atas duabelas orang pria dan empat perempuan. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka meninggalkan Mekah, menyeberangi laut ke Benua Afrika, dan tiba di pantai Habasyah. Seperti yang dikatakan Rasulullah, Najasyi, Raja Habasyah itu, memberi mereka perlindungan dan tempat yang baik.

    Saudaraku tercinta, kelak ketika mendengar. Bahwa orang Quraisy tidak lagi menyiksa kaum Muslimin, mereka kembali pulang. Namun, ternyata berita itu tidak benar. Di Mekah, keadaan justru semakin buruk bagi kaum Muslimin. Mereka pun berangkat kembali ke Habasyah, kali ini dengan jumlah rombongan yang lebih besar, terdiri atas delapanpuluh tiga orang pria dan delapan belas wanita dipimpin oleh Ja'far bin Abu Thalib.

   ---------- Bersambung ---------

Ensiklopedi mini

Habasyah
Saat itu, Habasyah adalah negara yang meliputi bagian selatan Mesir, Erytrea, Ethiopia, dan Sudan. Habasyah artinya ' persekutuan'. Dahulu Habasyah bersekutu dengan kerajaan Saba atau Himyar. Kaum Muslimin berangkat dari Teluk Syu'aibah, sebelah selatan Jiddah.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku jilid 4 ( ketabahan ) halaman, 6-7

Sirah Nabawiyah 4 -" SURAT FUSHILAT"-2

  " SURAT FUSHILAT"

  Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu membaca ayat - ayat Al Qur'an Surat Fushilat mulai dari ayat pertama, " Haa miim, ( Al Qur'an ini ) di turunkan darinTuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Kitab yang ayat - ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling ( darinya ), serta tidak mendengarkan. Mereka berkata, 'Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sudah tersumbat, dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu lakukanlah ( sesuai kehendakmu ), sesungguhnya kami akan melakukan ( sesuai kehendak kami )" (QS Fushshilat 41: 1-5 ).

   Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terus membacakan ayat - ayat lanjutannya yang menuturkan tentang Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang hanyalah seorang pemberi peringatan, tentang gunung - gunung yang kukuh, tentang penciptaan langit dan tujuh lapisannya, tentag azab petir yang menimpa kaum Tsamud, tentang ngerinya nasib kaum kafir yang menolak wahyu dari Allah Subahanahu Wa Ta'ala.

   Ayat - ayat itu begitu mempesona Utbah sampai ia lupa pada apa yang telah ia tawarkan kepada Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Hatinya semakin hanyut , larut, dan .... " Cukuplah, Muhammad, Cukuplah sekian saja!" Seru Utbah. Ia diam sejenak, lalu kemudian bertanya lagi, "Apakah engkau dapat menjawab selain yang tadi engkau baca?"

    " Tidak,"

    Utbah terpana

    " Jadi, inilah Muhammad, " pikirnya, " Laki - laki ini bukan orang yang ingin memiliki gunungan harta, kedududkan, kerajaan, dan sama sekali bukan orang sakit. Ia hanyalah orang yang ingin menunjukkàn kebenaran dan mengajak orang kepada kebaikan. Ia mempertahankan tugasnya dengan baik sekali dan ia tadi mengucapkan kata - kata penuh mukjizat . . . ."

   Begitulah, Saudaraku. Akhirnya Utbah bin Rabi'ah kembali dengan tangan hampa. Para pembesar Quraisy pun kecewa karena Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menolak tawaran mereka. Kemudian, penganiyaan dan siksaan terhadap kaum Muslimin pun semakin ganas.

                       ==== Bersambung ====

Ensiklopedi Mini :

Tiga Alat Tes

Pendeta Yahudi Madinah pernah memberi saran kepada Quraisy untuk bertanya kepada Nabi tentang tiga pertanyaan. Jika Nabi menjawab dengan baik, berarti beliau telah terbukti sebagai Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Tiga pertanyaan itu adalah : satu, tanyakan tentang para pemuda yang hilang pada Zaman dahulu ( Ashabul Kahfi ); kedua, tanyakan tentang pengembara yang mencapai kedua ujung dunia ( Dzulqarnain ); ketiga, tanyakan tentang roh. Ketiganya di jawab Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tetapi kaum Quraisy tidak bisa menerimanya.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku
Jilid 4 ( Ketabahan )
Halaman 4-5

Sirah Nabawiyah 4 -"TAWARAN UTBAH BIN RABI'AH"-1

Sesak dadaku melihat Muhammad dan para pengikutnya!" teriak seorang pembesar Quraisy. "Setiap hari mereka semakin kuat!"  geram yang lain. "Semua gangguan dan siksaan kita seolah tidak berpengaruh apa-apa. Sangat mengherankan!" gerutu yang lain sambil menggelengkan kepala.

Ketika suasana bertambah panas, Utbah bin Rabi'ah berdiri. Semua orang memandangnya dan menunggu.

"Kalau jalan kekerasan tidak membuahkan hasil, sudah saatnya kita mencoba cara lain," kata Utbah. Suaranya pelan dan tenang. "Kalau kalian setuju, aku akan bicara dengan Muhammad dan menawarkan beberapa hal menarik kepadanya. Apakah kalian setuju?"

Setelah terdiam sejenak, akhirnya orang-orang Quraisy itu pun setuju.

"Coba laksanakan usulmu! Kami bersedia memberi apa saja asal Muhammad mau bungkam!" kata mereka.

Utbah bin Rabi'ah pun menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

"Anakku," katanya lembut, "engkau adalah orang terhormat. Namun kini,  engkau membawa soal besar sehingga masyarakat kita tercerai-berai. Sekarang dengarlah, kami menawarkan kepadamu beberapa hal, mungkin sebagiannya bisa engkau terima. Anakku, kalau yang engkau inginkan adalah harta, kami siap mengumpulkan dan memberikan harta kami sehingga engkau akan menjadi seorang yang paling kaya. Kalau engkau ingin kedudukan, akan kami angkat engkau sebagai pemimpin kami sehingga kami tidak akan mengambil keputusan tanpa persetujuanmu. Kalau engkau ingin menjadi raja, akan kami nobatkan engkau menjadi raja kami. Jika engkau diserang penyakit yang tidak dapat engkau sembuhkan sendiri, akan kami biayai pengobatannya dengan harta kami sampai engkau sembuh."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terdiam sejenak, Utbah merasa kata-katanya yang berbunga itu seolah menguap tanpa jejak ke udara.

Saudaraku, apa yang akan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam katakan? Apakah beliau akan menerima tawaran menarik ini demi kemajuan Islam sehingga umatnya tidak lagi dikejar dan disiksa?

----Bersambung----

Ensiklopedi Mini:

Siyasatul Mufawadhat
(Politik Tawaran Damai)

Taktik Orang Quraisy mengutus Utbah disebut Siyasatul Mufawadhat (politik tawaran damai). Cara ini merupakan bagian dari rangkaian taktik untuk menghentikan dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku
Jilid 4 ( Ketabahan)
Halaman 2-3

 

Cuman Cerita Kami Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template