Kamis, 17 September 2015

Sirah Nabawiyah 3 - KETULUSAN HATI BUNDA KHADIJAH - 7


   Di rumah, Bunda Khadijah tiba - tiba merasa khawatir dengan nasib suaminya. Beliau mengutus orang untuk mencari suaminya itu, tetapi tidak berhasil menemukannya. Sementara itu, setelah rupa malaikat menghilang, Muhammad pulang dengan hati yang sudah dipenuhi wahyu Allah. Dengan jantung yang terus berdenyut keras dan hati berdebar ketakutan, beliau pulang ke rumah.

   " Selimuti àku," pinta Muhammad kepada Khadijah.

   Khadijah segera menyelimuti suaminya yang menggigil kedinginan seperti terkena demam. Setelah ras takutnya mereda, beliau memandang Khadijah dengan tatapan mata meminta kekuatan dan perlindungan.

   "Khadijah, kenpa aku?" kata Muhammad.

   Kemudian, Muhammad menceriatakan semua yang telah terjadi. Beliau juga berkata bahwa dia takut semua itu bukan datang dari Allah, melainkan gangguan Jin.

   " Wahai putra pamanku," jawab Khadijah penuh sayang, " bergembiralah dan tabahkan hati mu. Demi Dia yang memegang hidup Khadijah, aku berharap kira nya engkau akan menjadi nabi atas umat ini. Sama sekali Allah takkan mencemoohkan mu sebab engkaulah yang mempererat tali kekeluargaan dan jujur dalam berkata - kata. Engkau selalu mau memikuk beban orang lain dan menghormati tamu serta menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar."

   Saudaraku pecinta Rosulullah, kata - kata Bunda Khadijah itu menuangkan rasa damai dan tentram ke dalam hati suaminya yang sedang gelisah. Bunda Khadijah benar - benar yakin bahwa suaminya itu bukan diganggu jin. Beliau malah memandang suaminya itu dengan penuh rasa hormat.

  Muhammad pun segera tenang kembali. Beliau memandang bunda Khadijah dengan penuh kasih dan rasa terima kasih. Tiba - tiba, sekujur badannya terasa amat letih dan beliau pun tertidur lelap.

   Saudaraku pecinta Rosulullah, sejak saat itu, berakhirlah kehidupan tenang seorang Muhammad. Mulai saat itu, kehidupan penuh perjuangan keras dan pahit akan di laluinya sebagai seorang Rosulullah, utusan Allah.

                                  ====bersambung====

Eñsiklopedia Mini

Pengorbanan seorang istri

Bunda Khadijah yang berasal dari kalangan bangsawan Mekah sadar betul bahwa suaminya kelak akan di beñci oranh - orang kafir. Beliau berjuang di sisi suaminya, memilih islam, dan menjadi pengikut pertama. Bunda Khadijah menukar segala miliknya dengan kejayaannIslam yang tidak pernah beliau cicipi.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku Jilid 3 halaman 14 - 15 ( Menjadi Rosul )

Daftar Isi

Sirah Nabawiyah 3 - DI ANGKAT MENJADI UTUSAN ALLAH - 6


   Makhluk yang datang itu adalah Malaikat Jibril. Ia datang membangunkan Muhammad yang sedang tidur karena kelelahan. Jibril membawa sehelai lembaran dan berkata kepada Muhammad, "Iqra ( Bacalah )! "

   Dengan hati yang masih di penuhi rasa terkejut, Muhammad menjawab, "Saya tidak dapat membaca."

  Kemudian Malaikat Jibril mendekap sehingga Muhammad merasa lemas. Jibril melepaskan dekapannya, lalu berkata lagi, "Bacalah!"

   Dipenuhi rasa takut, Muhammad mengulangi jawaban yang sama dan Jibril kemudian mendekap lagi sambil berkata, " Bacalah!"

  Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Kemudia, setelah Muhammad berkata, "Apa yang harus saya baca?". Barulah Jibril membacakan Surat Al 'Alaq ayat pertama hingga ayat kelima:

   "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajarkan ( manusia ) melalui perantara Qalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak di ketahuinya."

  Setelah mengucapkan bacaan itu dan Muhammad mampu menirukannya, Malaikat Jibril pun pergi meninggalkan Muhammad dengan hati yang terhujam firman Allah tadi.

  Muhammad mendadak tersentak sadar. Beliau terbangun dari ketakutan sambil bertanya - tanya dalam hati, " Siapakah yang kulihat tadi? Apakah aku telah diganggu jin?"

  Beliau menoleh kekiri dan ke kanan, tetapi tidak ada siapa pun. Muhammad diam sebentar dengan tubuh gementar. Beliau lalu berlari ke luar, menyusuri celah - celah gunung sambil mengulang pertanyaan dalam hati, " Siapa gerangan yang tadi menyuruhku membaca?"

  Mendadak, Muhammad namanya di panggil. Panggilan tersebut terasa dahsyat sekali. Beliau memandang ke cakrawala dan melihat malikat dalam bentuk manusia, Muhammad tertegun ketakutan dan terpaku ditempatnya, Dia memalingkan wajah, tetapi di seluruh cakrawala, ke mana pun beliau memandang, rupa malaikat yang indah itu tidak juga berlalu.

  Saudaraku, dalam keguncangan hebat seperti itu, siapakah yang mampu menenangkan hati Muhammad?


                            ====( bersambung )====

Eñsiklopedia Mini

Bukit Nur

Bukit Nur adalah tempat Gua Hira berada. Tinggi bukit iñi sekitar 200 meter. Minimal diperlukan waktu setengah jam untuk mendaki jalan yang melilit meñuju puncak nya. Jika sore tiba kota Mekah mulai gelap, Bukit Nur tampak berkilau.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku jilid 3 ( menjadi Rosul ) halaman 12 - 13

Sirah Nabawiyah 3 - GUA HIRA - 5


   "Berhala - berhala yang bernama Hubal, Latta, dan Uzza itu tidak pernah menciptakan seekor lalat. Jadi, Bagaimana mungkin mereka akan mendatangkan kebaikan bagi manusia?" demikian pikir Muhammad. "Siapakah yang berada di balik semua ini? Siapa yang berada di balik luasnya langit dan tebaran bintang? Siapa yang berada di balik padang pasir yang panas terbakar kilauan sinar matahari? Siapa pencipta langit yang jernih dan indah, langit yang bermandi cahaya bulan dan bintang yang begitu lembut, begitu sejuk? Siapa pembuat ombak yang berdebur dan penggali laut yang begitu dalam? Siapa yang berada di balik semua keindahan ini?"

   Demikianlah, Muhammad tidak mencari kebenaran dalam kisah - kisah lama atau tulisan para pendeta. Dia mencari kebenaran lewat alam. Dia mengasingkan dirinya dari keramaian dan pergi ke Gua Hira.

   "Betapa sia - sianya hidup manusia, waktu terus berlalu, sementara jiwa - jiwa rusak karena di kuasai berhala - berhala yang sesungguhnya tidak mampu melakukan apa pun. Betapa sia - sianya manusia kerena tertipu dengan segala macam kemewahan yang tiada berguna" demikian renung Muhammad.

   Saudaraku, beliau mengasingkan diri seperti igu beberapa hari setiap bulan dan sepanjang bulan Ramadhan. Semakin lama, jiwanya semakin matang dan semakin terisi penuh. Sampai suatu ketika, saat usia Muhammad menginjak 40 tahun, datanglah seseorang yang bukan dari dunia ini menemui beliau di Gua Hira. Muhammad yang pemberani dan tenang itu amat terkejut melihat nya. Tahukah kalian siapa yang datang itu?

                                   ====bersambung====

Eñsiklopedia Mini

Tahannuts

Apa yang dilakukan Muhammad di Gua Hira itu dinamakan Tahannuts. Tahannuts adalah menyendiri dalam rangka beribadah kepada Allah. Dalam bertahannuts, orang menjelajahi hati dan memikirkan perjalanan hidup nya yang timpang. Dalam tahannuts, orang yang menyatukan kembali jiwa dan fisiknya. Sebab dalam kehidupan, orang sering lebih memikirkan fisik dan melupakan jiwa.

Sumber : Buku Muhammad Teladanku jilid 3 halaman 10-11( Menjadi Rosul )

#MuhammadTeladanku
#OneDayOneShiroh
#SygmaDayaInsani

Daftar isi 

Sirah Nabawiyah 3 - PARA PENCINTA KEBENARAN - 4


  Saudarku pecinta Rosulullah, selain para penyembah berhala, orang Nasrani, dan orang Yahudi, masih ada satu kelompok yang lain. Mereka adalah penganut ajaran Nabi Ibrahim Alaihi Sallam jumlah mereka sangat sedikit. Hati mereka sangat gelisah menyaksikan orang menyembah batu.

   " Kalian harus mempunyai agama," kata mereka kepada para penyembah berhala, " sebab kalian belum mempunyai Tuhan "

   Namun, orang - orang tidak menggubris nasihat itu dan menganggapnya sebagai angin lalu. Satu di antara penganut ajara Nabi Ibrahim Alaihi Sallam yang gigih adalah Zaid bin Amir. Dia adalah paman Umar bin Khattab.

   " Tidak seorang pun di antara kalian yang menganut agama Ibrahim selain saya," demikian kata Zaid kepada keluarga nya. " Kalian menyembah batu yang tidak bisa berbuat apa - apa. Sungguh, kalian telah berada dalam kesesatan! "

   Zaid bin Amir mengatakan hal itu berkali - kali sehingga orang - orang pun marah kepada nya. Bahkan, keluarga nya sendiri menjadi geram dan gelisah. Mereka pun beramai - ramai mengusir Zaid dari Mekah. Zaid terusir dari negerinya sendiri. Dia terlunta - lunta mencari kebenaran. Dalam perjalanan menuju Syam, dia pun terbunuh di tangan perampok.

   Saudara pecinta Rosulullah, kita tahu bahwa Muhammad sangat membenci berhala. Beliau lebih dekat kepada ajaran Nabi Ibrahim Alaihi Sallam ini. Namun, hal tersebut tidak lah cukup memuaskan hati nya. Bagaimana cara menyembah Allah? Bagaimana Allah menuntun manusia agar keluar dari kesesatan seperti sekarang ini?

   Hati Muhammad semakin gundah karena kemaksiatan semakin merajalela. Tahukah kalian hal yang dilakukan beliau untuk menenangkan diri?

                              ===== bersambung ====

Eñsiklopedia mini :

Kaum Hanif

Para ahli sejarah menamakan pengikut ajaran Nabi Ibrahim ini sebagai kaum Hanif. Abu Dzar Al Ghifari, Ubaidillah bin jahsy, serta beberpa orang lain termasuk golongan ini. Mereka àmat membenci berhala dan pantang meminum minuman yang memabukan.

Sumber: Buku Muhammad Teladanku hal 8-9  jilid 3 ( Menjadi Rosul )

Daftar isi 

Sirah Nabawiyah 3 - PANDAI BERGAUL - 3



   Saudaraku pecinta Rosulullah, Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat pandai bergaul dengan siapa saja. Beliau mempunyai banyak kenalan baik, mulai dari budak sampai para pembesar. Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat menghormati sahabat - sahabat nya. Bahkan, banyak di antara mereka yang beliau beri julukan "kesayangan". Sebaliknya, para sahabat pun amat menyayangi Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sebagian mereka memberi Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan julukan "kesayangan" juga. Abu Dzar memberi julukan "khalil" kepada Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Khalil berarti 'teman' atau 'kekasih'.

   Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah menolak undangan. Sesibuk apa pun, Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam selalu bisa membagi waktu dengan baik untuk memenuhi sebuah undangan. Hal - hal seperti ini membuat beliau amat di hormati dan dihargai lawan ataupun kawan.

  Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjadi orang yang di sayangi dengan tidak banyak mengumbar bicara. Sebaliknya, beliau malah lebih suka mendengar daripada berbicara. Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam selalu berkata seperlu nya. Kalau bicara, kata - katanya mengalir lancar dari celah gigi - giginya. Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam selalu bicara ke pokok masalah, jelas, tanpa bertele - tele.

   Jika sedang marah, wajah beliau berubah, tetapi beliau selalu menyembunyikannya dari orang lain. Kalau disakiti, beliau membuang wajahnya ke samping. Kalau gembira, Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menundukkan kepala. Canda beliau selalu sopan dan tidak pernah tertawa terbahak - bahak. Tertawa beliau hanya senyum.

   Saudaraku pecinta Rosulullah, selain amat menyayangi sesama manusia, beliau adalah penyayang binatang. Tahun 630 Masehi, beliau pernah berjalan memimpin sepuluh ribu tentara Muslim. Saat itu, Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat seekor anjing bersama anak - anaknya menghalangi jalan. Beliau memerintahkan agar pasukan tidak mengganggu sang induk anjing dan anak - anaknya. Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahkan memerintahkan seorang prajurit menjaga anjing itu sampai semua pasukan lewat.

  Mungkin kalian bertanya, dengan pribadi sehebat itu, apakah Muhammad sudah tahu tentang Allah sebelum beliau di angkat menjadi utusan- Nya?

                               =====bersambung====

Eñsiklopedia mini :

Allah Telah Dikenal Sebelum Islam datang

Orang - orang jahiliah telah mengenal Allah. Hal itu adalah bekas dari ajaran Nabi Ibrahim. Namun, mereka menggunakan berhala sebagai perantara kepada Allah. Mereka bahkan mempunyai banyak berhala yang akhirnya di anggap sebagai Tuhan selain Allah.

Sumber : buku Muhammad Teladanku jilid 3 ( menjadi Rosul ) hal 6-7

Daftar isi

Sirah Nabawiyah 3 - MENCINTAI ANAK-ANAK - 2

 " MENCINTAI ANAK-ANAK "

    Sejak masa mudanya, Rasulullah amat mencintai anak - anak. Sewaktu pulang dari perang Badar, beliau mengajak Usamah, putra Zaid bin Haritsah, naik unta bersama. Saat itu, Usamah berusia sepuluh tahun.

    Rasulullah adalah kakek yang penyayang. Beliau sangat sering bermain dengan cucu - cucunya. Beliau membiarkan Umamah, putri Zainab  dan Abu Al Ash, menarik - narik jubah saat beliau sedang shalat. Bahkan, Rasulullah membiarkan Umamah menunggangi punggung ketika beliau juga sedang shalat.

    Suatu hari, Rasulullah pernah berkumpul dengan para istrinya, Beliau menggendong Umamah sambil mengeluarkan seuntai kalung.

" Kalung ini akan kuberikan kepada orang yang paling aku cintai, " kata Rasulullah sambil memandang istrinya satu per satu.

    Para istri Rasulullah saling memandang dengan memendam rasa berdebar. Siapakah di antara mereka yang akan mendapatkan kalung itu? Ketika Rasulullah melihat candanya mengena, sambil tersenyum, beliau memberikan kalung itu kepada Umamah.

    Pada saat itu, Rasulullah pernah dikencingi seorang bayi sampai baju beliau basah. Ibu sang anak merenggut anaknya dari gendongan Rasulullah dengan keras. Melihat hal itu, Rasulullah langsung berkata, " Air kencing ini bisa dibersihkan, tetapi hati seorang anak yang dipukul akan tetap terluka."
Setelah itu, beliau pun melaksanakan shalat tanpa berwudhu lagi. Beliau hanya mencipratkan air pada pakaian yang terkena kencing.

    Saudaraku tercinta, ada seorang anak yang sering dikunjungi Rasulullah. Suatu saat, anak itu tampak murung karena burung peliharaannya lepas. Rasulullah pun segera datang dan membuat anak itu tersenyum kembali. Rasulullah juga banyak menghabiskan waktu bermain dengan anak - anak kaum Muslimin yang lahir di negeri hitam Habasyah. Beliau tersenyum melihat mereka mengucapkan kata - kata dalam bahasa Habasah yang terdengar lucu.

                                  ------ bersambung ---------

Ensiklopedi Mini

Kuda kesayangan Rasulullah

Tahukah kamu bahwa Rasulullah punya kuda kesayangan ? Kuda kesayangan Rasulullah cokelat dengan belang putih di dahi. Keempat kakinya pun berwarna putih dari lutut ke bawah.


Sumber : Buku Muhammad Teladanku, halaman 4 - 5, jilid 3 ( Menjadi Rasul ).

Sygma Daya Insani,
Jawa Barat

Daftar isi

Sirah Nabawiyah 3 - ALI BIN ABU THALIB - 1

 "ALI BIN ABU THALIB "

     Saudaraku Pecinta Rasulullah, selain Zaid bin Haritsah, ada penghuni laki-laki lagi di dalam rumah tangga Muhammad yang penuh berkah itu. Ia adalah Ali bin Abu Thalib. Mulanya, Ali tinggal di rumah ayahnya. Namun, suatu saat, Mekah dilanda musim paceklik. Kekeringan yang mengganas itu membuat kehidupan menjadi bertambah sulit. Abu Thalib yang hidup sederhana sangat merasakan keadaan ini. Apalagi, Abu Thalib memiliki banyak putra yang harus diberi makan.

     Melihat hal itu, Muhammad mengajak Abbas dan Hamzah, adik - adik Abu Thalib, untuk memelihara putra - putra Abu Thalib. Abbas dan Hamzah setuju dengan usul yang mulia ini. Mereka bertiga pun menemui Abu Thalib.

     Abu Thalib hanya pasrah bercampur lega. Ia memperbolehkan kedua adiknya dan Muhammad untuk mengasuh anak - anaknya. Abbas mengambil Thalib, Hamzah memelihara Ja'far, dan Muhammad mengasuh Ali. Hanya Aqil, sang putra bungsu,  yang masih dipelihara Abu Thalib.

     Saat tinggal di rumah Muhammad, Ali berumur lima atau enam tahun. Ia anak yang sehat. Kulitnya agak kecokelatan. Tubuhnya gempal dan tegap. Sorot matanya tajam. Kalau tersenyum, giginya tampak.

     Tindakan Muhammad ini dilakukan untuk membalas budi Abu Thalib yang tidak terhingga, yakni telah memelihara beliau sejak kakeknya, Abdul Muthalib, wafat. Selain itu, Muhammad juga ingin mencurahkan kasih sayang kepada seorang anak laki-laki sebagai pengganti kedua putra beliau, Qasim dan Abdullah.

     Di bawah asuhan Muhammad, Ali bin Abu Thalib tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian luhur. Kemudian, ia menjadi menantu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan mempunyai dua orang putra yang terkenal dalam sejarah Islam, Hasan dan Husain. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam amat menyayangi kedua cucunya ini.

                                     ----- to be continued -----

Ensiklopedi Mini:

   "Pemimpin yang Adil "

Berkat gemblengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Ali bin Abu Thalib kelak menjadi pemimpin yang adil. Ali pernah berkata bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada pemimpin - pemimpin yang adil supaya mengukur ( kekayaan ) dirinya dengan orang yang paling lemah diantara rakyatnya agar orang - orang yang fakir tidak merasa menderita dengan kefakirannya.

Sumber: Buku Muhammad Teladanku Jilid 3 ( Menjadi Rasul ) hal. 2 - 3


Daftar Isi
 

Cuman Cerita Kami Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template