Kamis, 17 September 2015

Sirah Nabawiyah 3 - ALI BIN ABU THALIB - 1

 "ALI BIN ABU THALIB "

     Saudaraku Pecinta Rasulullah, selain Zaid bin Haritsah, ada penghuni laki-laki lagi di dalam rumah tangga Muhammad yang penuh berkah itu. Ia adalah Ali bin Abu Thalib. Mulanya, Ali tinggal di rumah ayahnya. Namun, suatu saat, Mekah dilanda musim paceklik. Kekeringan yang mengganas itu membuat kehidupan menjadi bertambah sulit. Abu Thalib yang hidup sederhana sangat merasakan keadaan ini. Apalagi, Abu Thalib memiliki banyak putra yang harus diberi makan.

     Melihat hal itu, Muhammad mengajak Abbas dan Hamzah, adik - adik Abu Thalib, untuk memelihara putra - putra Abu Thalib. Abbas dan Hamzah setuju dengan usul yang mulia ini. Mereka bertiga pun menemui Abu Thalib.

     Abu Thalib hanya pasrah bercampur lega. Ia memperbolehkan kedua adiknya dan Muhammad untuk mengasuh anak - anaknya. Abbas mengambil Thalib, Hamzah memelihara Ja'far, dan Muhammad mengasuh Ali. Hanya Aqil, sang putra bungsu,  yang masih dipelihara Abu Thalib.

     Saat tinggal di rumah Muhammad, Ali berumur lima atau enam tahun. Ia anak yang sehat. Kulitnya agak kecokelatan. Tubuhnya gempal dan tegap. Sorot matanya tajam. Kalau tersenyum, giginya tampak.

     Tindakan Muhammad ini dilakukan untuk membalas budi Abu Thalib yang tidak terhingga, yakni telah memelihara beliau sejak kakeknya, Abdul Muthalib, wafat. Selain itu, Muhammad juga ingin mencurahkan kasih sayang kepada seorang anak laki-laki sebagai pengganti kedua putra beliau, Qasim dan Abdullah.

     Di bawah asuhan Muhammad, Ali bin Abu Thalib tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian luhur. Kemudian, ia menjadi menantu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan mempunyai dua orang putra yang terkenal dalam sejarah Islam, Hasan dan Husain. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam amat menyayangi kedua cucunya ini.

                                     ----- to be continued -----

Ensiklopedi Mini:

   "Pemimpin yang Adil "

Berkat gemblengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Ali bin Abu Thalib kelak menjadi pemimpin yang adil. Ali pernah berkata bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada pemimpin - pemimpin yang adil supaya mengukur ( kekayaan ) dirinya dengan orang yang paling lemah diantara rakyatnya agar orang - orang yang fakir tidak merasa menderita dengan kefakirannya.

Sumber: Buku Muhammad Teladanku Jilid 3 ( Menjadi Rasul ) hal. 2 - 3


Daftar Isi

0 komentar:

 

Cuman Cerita Kami Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template