Psycho Coffee Morning
Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendiudikan keluarga
Selasa, 7 April 2015
Mendampingi Anak Usia Baligh (bag 1)
"Jadwalku hari ini dg siapa, kasusnya apa?" Aku nyerocos ketika masuk ruang kantor.
"Anak perempuan, usia 9 tahun, ortunya khawatir krn anaknya mulai puber, emosinya labil, mulai tdk nurut sama orangtua, IQ oke, prestasi akademik bisa ngikuti, tapi ada riwayat autisme" jawab partnerku. Keyeen kan..ibarat dokter mo priksa pasien, rekap mediknya lengkap dong..
Ketika aku sudah face to face dg si anak..nah kok jadi beda..lha jelas ini bukan kasus pubertas, tapi ttg kepribadian infantil (kekanak2an). Anak ini emosinya labil krn memang kepribadiannya blm berkembang, mendefinisikan emosi saja tdk bisa, merespon emosi juga tdk bisa..krn sindrom autisnya masih kuat. Tapi betul anak ini memang sedang puber..secara fisik, kuamati bbrp tanda, pertumbuhan payudara & juga pinggul.
Pubertas..bahasa inggrisnya puberty..dr kata dasar pubic. Tahu apa itu pubic? Pubic adalah jenis rambut2 halus yg tumbuh di bagian tubuh tertentu sbg tanda berkembangnya fungsi reproduksi dlm tubuh anak2 yg akan menjadi dewasa. (Sudah tahu kan..rambut2 halus mana saja..ini pelajaran biologi SMP kalo nggak salah)
Jadi pubertas secara harfiah benar2 mengarah pada kajian perubahan perkembangan fisik. Namun ilmuwan & praktisi psikologi selalu membahas pubertas lebih banyak dari perubahan sikap & perilaku, mulai adanya proses mencari jati diri, sikap suka coba2, emosi labil, melanggar aturan, memberontak, dan berbgai karakteristik remaja yg alami pubertas.
Apakah kalian ketika remaja mengalami hal2 tsb? Kebanyakan mungkin iya..Ternyata tidak semua..bbrp anak ya anteng2 aja di masa remajanya..
Dan bbrp waktu lalu aku begitu shock ketika membaca ulasan Budi Ashari tentang hal ini..bahwa ternyata para pemuda pemudi di Timur Tengah tdk mengalami fase ini.. Bahkan John W Santrock, salah satu mbah2 dlm kajian psikologi perkembagan, pernah menerbitkan hasil studinya bahwa teori psikologi perkembangan remaja tdk berlaku di daerah Timur Tengah.
Mengapa? Karena anak yg kita sebut berusia remaja di negara2 lain, di Timur Tengah sudah dianggap dewasa. Lha yak opo nggak dewasa...wis dicekeli bedil trus budal jihad..bukan sekedar soal kondisi peperangan, negara yg hidup damai tanpa perang pun..telah membiasakan anak2 remajanya utk mengambil peran org dewasa, spt mgurus rumah, bermasyarakat, bahkan jadi imam di masjid2.
Dari situ lah ada ide..bahwa sebenarnya, masa remaja yg labil itu BISA TIDAK ADA..artinya dari anak2 langsung jadi dewasa
Ketika menggunakan kata remaja, kita jadi mentoleransi "kesalahan2 anak yg sudah beranjak dewasa", yg oleh hukum alam pun sudah tidak ditoleransi.
Ada anak perempuan, 12 tahun, masih SMP, sudah menstruasi. Dia digoda temannya, diajak pacaran, dan dg suka rela disetubuhi, lalu hamil. Apakah krn anak ini masih kita anggap remaja labil, sehingga dia tidak bersalah? Boleh saja, bahkan undang2 perlindungan anak pun masih menganggapnya anak2. Tapi apakah dia terbebas dari dosa zina? Tentu saja tidak..hukum tetap berlaku..dia sudah mestruasi, dia baligh, dia menanggung dosa.
Teman, saya betul2 ingin mengajak pd pergeseran pemikiran, bahwa tidak ada masa remaja, yg ada adalah masa anak2 dan baligh. Baligh dg segala tanggung jawabnya, insyaAllah kita bicarakan esok hari.
Apakah memang anak2 yg tiba2 baligh bisa kita perlakukan sebagai manusia dewasa? Sungguh bisa...kita akan bilang sulit krn kita sudah terbiasa mentoleransi munculnya kedewasaan. Ya dewasa itu kalo sudah kuliah atau sudah kerja. Padahal kedewasaan itu bisa kita munculkan lebih dini. Andaikan kita bisa memandang anak2 kita yg baligh ini sebagai manusia dewasa...bisa jadi mereka akan dewasa betulan. Lihat bbrp contoh berikut.
Edison membangun laboratoriumnya umur 14 tahun, Einstein mnguasai kalkulus umur 16 tahun, Al Fatih magang jadi kepala daerah umur 12 tahun, Jalaludin Akbar jadi raja umur 14 tahun, Imam Syafi'i hafal quran umur 7 tahun dan diijinkan memberi fatwa di Masjidil Haram pd umur 15 tahun.
Teman, poin awal pembahasan pendampingan usia baligh adalah jangan anggap anak2 yg sudah baligh tetap sebagai anak2. Mereka sudah dewasa..
Oleh karena itu, sebelum datangnya baligh persiapkan mereka utk menjadi dewasa. Dan ketika datangnya baligh jadikan mereka orang dewasa
.......to be continued.......
repost from : grup wa HS Muslim Nusantara
Kamis, 09 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
loading..
0 komentar:
Posting Komentar