Rabu, 04 November 2015

Sirah Nabawiyah 4 - AMARAH UMAR- 4

Amarah Umar

Umar bin Khattab duduk termenung di rumahnya. Diseluruh Mekkah, tidak seorang pun yang mampu melunakkan hati Umar. Ia begitu cepat naik pitam dan garang. Ia tidak pernah luluh oleh rayuan gadis-gadis penghibur setiap kali ia mendatangi para penjual khamar. Ia tidak pernah pula terbujuk ikut bergabung dengan para pejalan malam yang suka bergerombol di pelataran rumah sambil mendengarkan para penabuh rebana.

Segalanya tidak mampu melembutkan kekerasan hatinya yang suka bertindak garang dan menakutkan.

Namun kali ini, ia tengah duduk termenung sendiri.

"Hamzah, apa yang terjadi padamu? Engkau menaklukan dan mempermalukan Abu Jahal, temanmu sendiri! Apa yang membuatmu jadi seperti itu? Bahkan, engkau telah berani meninggalkan agama nenek moyang kita dan bergabung dengan Muhammad! Ini jelas akan membuat para pengikut agama baru ini jadi sombong dan besar kepala! Hamzah, bukankah engkau, Abu Jahal, Khalid bin Walid, dan aku telah bersama membuat Quraisy jadi suku yang paling disegani? Semua itu berkat kerja keras dan keuletan kita berempat! Suku-suku lain iri pada Quraisy karena Quraisy memiliki kita! Ini semua gara-gara Muhammad! Hamzah tidak lagi mau minum-minum bersamaku! Betapa sepinya malam-malam tanpa Hamzah!

"Muhammad, engkau membuat pusing kepala orang-orang miskin, para budak, buruh kasar, dan para perempuan lemah! Engkau membuat mereka berani menentang para majikan! Apa yang engkau sampaikan pasti sebuah sihir! Muhammad, tegakah engkau melihat para pengikutmu pergi meninggalkan tanah airnya ke Habasyah yang begitu jauh? Ini sudah benar-benar keterlaluan! Aku harus membunuh Muhammad sekarang juga! Meski aku harus berhadapan dengan Hamzah, aku akan membunuhmu dan membuat Mekkah kembali seperti dulu!"

Setelah berpikir begitu, Umar bin Khattab mencabut pedangnya. Amarhanya dengan cepat naik ke ubun-ubun. Dengan langkah-langkah yang tidak bisa dirintangi, Umar berjalan cepat menuju Darul Arqam. Matanya mengandung api dan pedangnya membara! Tidak seorang pun akan bisa menghalangi Umar jika ia sudah bertekad dengan sungguh-sungguh!

-------bersambung------

Ensiklopedia Mini:

Memukuli Budak

Umar bin Khattab berwatak keras. Pada masa jahiliyah, ketika tahu budak perempuannya masuk Islam, Umar memukulinya terus-menerus. "Saya hanya berhenti karena capai memukulnya," keluh Umar. Budak itu dibebaskan oleh Abu Bakar.

Sumber: Buku Muhammad Teladanku jilid 4 (Ketabahan) halaman 8-9

0 komentar:

 

Cuman Cerita Kami Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template