Rabu, 04 November 2015

Sirah Nabawiyah 4 - Keislaman Umar Bin Khattab - 9

Keislaman Umar Bin Khattab

Berdentum-dentum pintu Darul Arqam diketuk Umar. Sebelum membuka pintu, seorang sahabat mengintip keluar dan terkejut, seperti baru mengalami mimpi buruk.

"Pengetuk pintu adalah Umar bin Khattab!" Desisnya panik kepada Rasulullah SAW dan orang-orang di dalam. "Dia datang dengan pedang terhunus!"

Hamzah bin Abdul Muthalib berdiri dan berkata tenang, "Biarkan saja dia masuk. Jika dia datang dengan bermaksud baik, kita sambut dengan baik. Namun, jika dia datang dengan maksud jahat, kita bunuh saja dia dengan pedangnya."

Setelah berkata begitu, tangan Hamzah bergerak meraba gagang pedangnya. Suasana tambah mencekam ketika pintu dibuka. Namun, Umar tidak juga masuk, ia tetap berdiri dengan sikap garang di depan pintu.

Saudaraku tercinta, melihat itu, Rasulullah SAW pun berdiri berjalan cepat menghampiri Umar. Dengan kecepatan yang bahkan tidak terduga oleh Umar sendiri, tangan Rasulullah SAW yang mulia bergerak dan mencengkram leher baju Umar dengan kuat.

Dengan suara tegas dan tidak bisa dibantah, Rasulullah SAW berkata, "Wahai Umar! Dengan maksud apa engkau datang? Demi Allah aku tidak akan melihat engkau berhenti dengan sikap dan tindakanmu terhadap kami hingga Allah menurunkan bencana untukmu."

Kerongkongan Umar tersekat karena begitu terkejut. Kesombongannya runtuh, bahkan rasa takut menguasainya. Dengan suara lirih ia berkata, "Wahai Rasulullah..."

Semua orang di Darul Arqam tercengang. Mereka lebih tercengang lagi mendengan Umar bin Khattab, sang singa Quraisy, melanjutkan kata-katanya, "Aku berkata kepadamu untuk beriman kepada Allah dan utusan-Nya."

Rasulullah SAW melapaskan cengkramannya dan berkata penuh rasa syukur, "Subhanallah..."

Takbir Hamzah membahana. Pada bulan Dzulhijjah tahun keenam kenabian itu, Umar bin Khattab, sahabat berperang dan teman minumnya, menjadi saudara seiman. Hati mereka terikat dalam tali yang tidak bisa putus lagi sampai ke akhirat. Dengan kegembiraan yang tiada tara, Rasulullah SAW mengusap dada Umar dan mendo'akan agar sahabat barunya itu tetap dalam keimanan.

------- bersambung------

Ensiklopedia Mini:

Al Qur'an bukan kata-kata Nabi

Umar bi Khattab diam-diam datang ke rumah Rasulullah SAW pada tengah malam dan mendengar Rasulullah SAW membaca Al Qur'an. Umar berkata dalam hati "Kalau ini bukan ucapan tukang tenung, ini pasti ucapan Muhammad, bukan firman Tuhan."
Namun, sesegera itu juga Rasulullah SAW membaca surat al Haqqah ayat 43 : "Ia (Al-Qur'an) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam."

Sumber: Buku Muhammad Tadanku jilid 4 (Ketabahan) halaman 18-19

0 komentar:

 

Cuman Cerita Kami Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template